Breaking News

CAHAYA DARI ALYSSA PART I

CAHAYA DARI ALYSSA PART I

CAHAYA DARI ALYSSA PART I

Oleh: Yuyun Shoviana

CAHAYA DARI ALYSSA PART ISuasana kampung halaman yang sejuk tapi penuh kehangatan keluarga selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi sanak keluarga yang tengah jauh dari rumah kelahiran, jauh dari orang orang penuh jasa dimasa lalu hingga ia sebesar ini. Namun tak berlaku pada gadis ini tempat yang seharusnya ia rindukan kini menjadi tempat yang ia sesali. Penjemputan paksa atas dirinya dari pondok pesantren yang memberinya segudang ilmu agama itu membuatnya kesal bukan kepalang, ia sudah merasa nyaman disana empat tahun di pondok pesantren membuatnya semakin cinta dan semakin ingin menggali agama ALLAH lebih dalam lagi. 

Namanya Alyssa Saufika  kerap di sapa Alyssa atau Ify gadis 17 tahun ini tengah merenung di atas kasur empuk yang selama ini ia tinggalkan untuk belajar di pesantren yang ia rindukan saat ini.

" Masih ingin mengkaji kitab! Masih ingin belajar bareng kalian " ujar Alyssa  dengan linangan air mata tangannya memegangi bingkai foto yang menggambarkan banyak gadis berkerudung merapat pada satu wanita berpakaian ala PNS,  itu guru semasa  di pesantren. Di elusnya foto itu penuh sayang.

Seorang wanita memasuki kamar  ia ibunda Alyssa . Raut wajahnya terlihat suram mendapati  wajah putri bungsunya meredup memendam tangis. " Masih ingat teman dipesantren? " tanya ibu Alyssa ia duduk di kasur tepat Alyssa duduk.  " Iya buk " jawab Alyssa sekuat tenaga ia hentikan laju air mata yang akan keluar.

" Ikhlaskan ya sayang? Nanti Lysa bakal dapat teman yang cocok untuk lysa kok "

" bukan hanya itu ibu. Lysa masih ingin mengkaji kitab, masih banyak yang belum Lysa pahami tentang islam. Mengapa harus diputus kegiatan positif lyssa buk? " Serang Alyssa sungguh sampai sekarang belum ia temukan alasan jelasan atas penjemputan dirinya dari pesantren. Ia berani ungkap pada ibunya semua uneg uneg yang ada dikepalanya karena ia tahu ibunya pasti menanggapi dengan kepala dingin. Walau sedikit tersentak dengan ucapan Alyssa tadi tapi ibu ini mampu mengontrol semua.

" Alyssa. Bukan maksud kami ingin memutus kegiatan beraggamu nak. Sungguh, di luar pondok juga bisa kan mengkaji kitab? Bisa juga kan berbuat positif diluar pesantren? Sangat bisa. Bukankah Alyssa dulu pernah bilang gak mau dikurung dipesantren? "

" itu kan dulu sebelum Alyssa tinggal disana ! Sekarang Alyssa mau tinggal di pondok Lyssa gak mau di pindah buk ! Alyssa masih ingin mendekatkan diri pada ALLAH swt ! " Alyssa masih merajuk setiap kata dari seseorang yang membelanya untuk pindah sekolah selalu salah.

" Alyssa disini juga bisa nak mendekatkan diri pada ALLAH ! Lyssa tau ustad Felix Siauw ? Beliau siapa? Mualaf yang dapat hidayah dari ALLAH ! sekarang jadi pendakwah ! Kegiatannya selalu positif bukan? Hj. Irena Handono? Lyssa tau kan? Beliau mualaf tapi bisa kan mendekatkan diri pada Allah! ALLAH kan maha tau sayang, yang penting hati dan niatnya benar insyaallah berkah sayang. Ibuk yakin disini lyssa masih bisa disayang ALLAH nak " ucap ibu Alyssa jelas sekolah tidak benar hanya di pesantren saja yang bisa meraih Ridho ALLAH dan mendekatkan diri denganNya. Di luar sana pun bisa. Asal ada niat dan kemauan yang kuat.

" maafkan ketidak tahuan Lyssa bu. Lyssa hanya ingin belajar di ponpes " jawab Alyssa hatinya mulai positif pada dunia luar.

" dengan ilmu yang Alyssa dapat dari Pesantren bisa lyssa sampaikan pada teman lyssa . Itukan lebih berkah sayang? Sekalian amar ma'ruf nahi mungkar "
Alyssa menunduk ia cerna betul kalimat terakhir ibunya .

Baru aku sadari
Kepekaan ku terhadap
Dunia ini sangat kecil
Engkau yang menciptakan
berbagai makhluk dan keadaan
Tak aku syukuri
Aku pandang sebelah mata
Bertambah sudah butir dosa ini
Kian menumpuk menjadi gunung dosa
Dengan apa ku mengurangi dosa ini?
Dengan tasbih kau ampuni yang terkecil

****

Seragam baru, buku pelajaran berbeda cenderung ilmiah dari pada religius islamiyah. Tempat yang sangat berbeda dengan pesantren disini semua berbaur lelaki perempuan berada dalam satu gedung, tak ada tirai pemisah diantara mereka.

Ini hari pertama ia datang ke sekolah barunya, Alyssa kembali gusar dengan keadaan seperti ini, hatinya tak terima ia berada disana. Ia amati keliling sekolah yang terlihat adalah perempuan dengan lelaki yang berikhtilat mereka tertawa gembira tampa beban,
Alyssa, gadis ini di antar oleh kakaknya yang biasa ia panggil Mas Bisma. Kakaknya menangkap keraguan pada langkah Alyssa

" kenapa ? Masih ragu ? " tanya Mas bisma

" mereka... tak seperti pesantren " lirih Alyssa lemas wajahnya sayu ia tak bisa membayangkan bagaimana nanti diri saat berbaur dengan teman baru.

" Alyssa, ini sekolah negeri bukan pesantren ! Jadi wajar mereka begitu karena tak ada yang memisah mereka " jawab Mas bisma

" Islam yang memisah mereka Mas ! " seru Alyssa

" Tapi sistem di sekolah ini bukan seperti pesantren Lyssa. Disini mengagungkan kebebasan "
" Bukankah disini ada guru agama ? Kemana mereka? "

" tentu ada , tapi mereka bisa apa? Mereka Hanya seorang guru? Mereka tentu memprioritaskan sistem disekolah yang berlaku disekolah ini. Sistem itu kuat dan mengikat ! Mau tidak mau harus diikuti, bukankah boleh berikhtilat saat jual beli, pengobatan, pendidikan, ? Positive thinking dengan ini Alyssa " kata Mas Bisma ia cukup gregetan atas pertanyaan adiknya ini, kepolosannya tidak cocok dengan tempat ini. Tapi apa boleh buat ? Semua sudah terjadi harapannya kini semoga Alyssa bisa bergaul dengan teman barunya.
Alyssa diam mengkaji dengan cermat kata kata kakaknya tadi untuk saat ini ia membenarkan ucapan kakaknya, ia selalu kalah berdebat dengan orang dewasa, mungkin pemikirannya belum sempurna dan informasi yang masuk tak bisa mengimbangi pikiran Kakaknya.

***

Kakak beradik ini memasuki ruang kelas bertuliskan XI IPA 1 , mereka di temani wali kelas di kelas ini. Alyssa mengamati ruang kelas barunya tak ada yang menarik untuk nya. Lebih lebih ia khawatir dengan keadaan yang campur baur antara siswa laki laki dengan perempuan, ia duduk di bangku barisan paling pinggir lurus dengan meja guru, guru dan kakaknya meninggalkan Alyssa dikelas. Ia kembali teringat suasana kelas di pesantren tak seperti ini, semuanya murid perempuan, guru masuk mengenakan jilbab dan kerudung. Tak seperti disini guru masuk menggunakan konde dikepalanya. Hanya segelintiir saja yang memakai kerudung.

Suara dari samping telinga membuyarkan lamunannya, memaksanya sadar bahwa disinilah tempat ia menuntut ilmu di SMAN garuda bangsa 1

" Hai ! Lo anak baru ya ? Kenalan deh , nama gue Sivia Azizah ! Panggil Via aja " ucap seorang gadis manis yang kini duduk disebelah bangkunya. Gadis ini terlihat chubby dengan pipi yang tebal, rambutnya di gerai hanya saja bagian samping kanan dan kiri ia ikat kebelakang hingga tak ada rambut yang jatuh ke depan wajahnya. Gadis itu menjulurkan tangannya. Alyssa menjabat tangannya seraya berucap " Aku Alyssa Saufika panggil Alyssa "

" Kok lo formal banget pake aku kamu. Mending pake Lo Gue lebih keren ! Haha "

Alyssa tak membalas ucapan Via , Alyssa berkesimpulan bahwa Via adalah gadis yang mudah bergaul pasti dia periang tak mudah bersedih, ia cukup senang berkenalan dengan Via setidaknya ada satu nama yang bisa ia cari saat butuh pertolongan.

" pindahan dari mana ? " tanya Via lagi ia begitu antusias atas kedatangan teman baru ini,

" pesantren "

" owh Lo ada kenalan disini ? "

" gak "

Mendapat jawaban singkat begitu tak membuat via jera bertanya dia semakin penasaran pada sosok Alyssa yang terlihat kalem.

" maklum sih kita kan baru kenal, tapi lo gak usah sungkan sama gw, gw mah woles anaknya ! " kata Via bersahaja dia seolah mengerti bahwa Alyssa masih canggung untuk berbicara lebih.

Datang lelaki berpostur tinggi putih mendekati meja Alyssa dan Via dia berdiri tepat di depan meja mereka.

" Hai ! Gw Debo ketua kelas di kelas ini " katanya sambil mengulurkan tangan kanan pada Alyssa sama seperti yang dilakukan Via tadi. Alyssa memandangnya sekilas lalu kembali menunduk ia berisyarat tangan seolah minta maaf namun yang ia ucap " Alyssa " katanya. Debo jadi gelagapan sendiri dan cukup bingung pada Alyssa, sebelum berpikir panjang lebar ia amati tangan kanannya tak ada sesuatu yang mengotori tangannya ia cium tak ada bau apa apa, dalam pikirannya kini mengapa ia tak mau bersalaman dengan dirinya?

" heh dia ini pindahan dari pesantren ! Lo jangan asal todong gitu ! " kata Via menjawab pertanyaan di otak Debo.

" owh sorry gw gak tau , semoga kita bisa bekerja sama dengan baik " ucap Debo lagi. Ia kembali ke bangku nya sebenarnya masih banyak pertanyaan untuk Alyssa tapi melihat respon yang acuh Debo jadi enggan bertanya.

" Sstt dia siapa ? " tanya Bagas teman sebangku Debo mereka bersahabat sejak MOS berlangsung mereka satu kelas sampai sekarangpun.

" murid baru " jawab Debo singkat rupanya dia tak bersemangat menceritakan teman barunya itu.

" ya tau deb , namanya gitu? "

" Alyssa "

" yang jelas kek deb, lo mau tau dia sendiri ya ? Gwm liat dia cantik gitu deb, model cewek cewek pakistan gitu " kata bagas seolah dia melihat bidadari ekspresinya terlihat bahagia.

" ya gw cuma tau namanya Alyssa pindahan dari pesantren "

" pesantren? Gak nyambung kenapa pindah ke sekolah beginian? "

" Lo nanya gw? Nanya tuh sama dia ya kira di jawab "

" emang gak bakal dijawab? "

" Auk deh "

Seorang guru memasuki kelas seketika itu juga menghentikan segala jenis aktivitas siswa dikelas ini. Mereka fokus pada guru berbalut kerudung coklat yang dimodel sedemikian rupa seragam sekolah di jahit menjadi baju atas dan celana , guru ini terlihat modis wajahnya terlihat masih muda, betul dia baru saja lulus kuliah dan langsung diangkat menjadi guru di sekolah ini itu karena nilai IP guru ini lebih dari rata rata.

" Selamat pagi anak anak " sapa guru ini

" pagi bu " jawab muridnya selalu kompak.

" seperti yang kalian ketahui, kalian kedatangan murid baru, sudah kenalan tidak ? "

" belum bu "

" Oke, sebelum Alyssa memperkenalkan diri, ibu perkenalkan diri ibu dulu pada Alyssa, Nama ibu Fatin Shidqia panggil saja bu Fatin, ibu guru matematika disini. " ucap Guru yang bernama bu Fatin itu ramah.

" silahkan nak , kamu perkenalkan diri kamu ke teman teman kamu " titah bu Fatin

Alyssa segera berdiri dari duduknya, ia mulai melangkah ke depan kelas, seluruh pasang mata di kelas itu menatap Alyssa ada hal menarik yang membuat mereka melotot kearah Alyssa , ada pula yang memandangnya remeh.

" itu jilbab apa mukena ? " sahut seorang murid perempuan ia duduk bersanding dengan lelaki, mendengar itu sontak seisi kelas menertawakan penampilan Alyssa. Kerudung yang menjuntai sampai perut menjadi patokan penlihatan mereka.

" mau sekolah apa mau pengajian tuh? " tambah anak lelaki yang duduk disebelah gadis tadi

" stop stop Zahra Dayat ! Tunjukan kualitas kalian sebagai siswa unggul bukan siswa celometan " tegur bu Fatin keduanya menunduk dalam,

" nama saya Alyssa Saufika bisa di panggil Alyssa, saya pindahan dari pesantren Raudatul Jannah " ucap Alyssa setelah melihat temannya diam.

" kenapa pindah ke sekolah ini ? " tanya Bagas ia begitu penasaran ada Alyssa

" saya juga tidak tau mengapa saya harus dipindah, saya hanya ikut perintah orang tua saya " jawab Alyssa

" Rumah lo dimana ? " murid lain bertanya

" di Perum graha kencana indah no 21 "

" Kok lo pakai jilbab panjang amat " tanya Zahra memberanikan diri walau sudah ditegur tadi

" ini bukan jilbab, ini kerudung " jawab Alyssa

" Sama aja kan ! "

" tidak sama, jilbab adalah pakaian yang longgar yang menjulur dari atas sampai bawah tampa ada potongan sama sekali, jilbab sama dengan jubah , sedang kerudung adalah penutup kepala sampai dada, dan keduanya wajib digunakan oleh wanita baligh "

" ngada ngada nih , dari dulu jilbab mah kerudung ! Kerudung ya Jilbab ! " kata Zahra lagi

" silahkan baca QS. Al-Ahzab:59 dan kaji juga isi kandungan dari ayat tersebut "

" Waaa " suara bisik murid lain mereka tak percaya bahwa yang selama ini dibilang jilbab dan kerudung salah ! Perlu ditegaskan lagi bahwa kerudung adalah penutup kepala yang terjulur dari kepala sampai bagian dada, sedang jilbab adalah pakaian yang terjulur ke seluruh tubuh kecuali bagian tertentu yang bukan aurat seperti muka dan telapak tangan.

Begitu jauhnya ajaran islam di masyarakat hingga tak memahami hal kecil yang sesungguhnya berakibat fatal atau dosa.

Akibat dari ucapan Alyssa tadi sontak membuat murid lain ternganga. Mereka kagum masih ada remaja seperti Alyssa. Terlihat bu Fatin merenung entah apa yang ada dalam pikirannya.

" Emang gak gerah ya Lyssa ? "

" Insyaallah kalo niatnya karena ALLAH tak ada yang berat, mungkin awal awal pemakaian terasa gerah dan sumpek tapi jika dibiasakan akan terasa nyaman "

Mereka terlihat mengangguk. Bisik bisik tak jelas terdengar riuh ditelinga.
" ada yang mau bertanya lagi ? " tanya bu Fatin

Murid murid tak bergeming. Bu Fatin menyimpulkan tak ada pertanyaan lagi hingga ia mengahiri perkenalan dari Alyssa menyuruhnya kembali ke tempat duduknya bersama Via.




S T O P !!

gimana ?? Ada ilmu baru gak ?? Kayun nerima kritikan saran dan buka diskusi :D pendek ya ? Sorry sengaja -_-v cuma pengen tau respon awal aja ini kan perdana (?) Wkwkzz kalo yang respon banyak bakal jadi moodbooster banget buat ngetik :)) ,, sog atuh di komen yes ?
Follow saya ya di
Twitter @Yuyunshovia
Ask.Fm @Yuvinaz boleh nanya bebas
Blog mutiariyuyun.blogspot.com
Line @Yuyunshovia
Wattpad @YuyunShovianaIR

(Banyak amat Yun ) wkwk



------------------------

No comments